Sabtu, 28 Mei 2011

DEKONTAMINASI ALAT

o
DEKONTAMINASI
Posted on Mei 12, 2009 by ayurai
DEKONTAMINASI
Memproses Alat Bekas Pakai : Pendahuluan Dekontaminasi Pencucian dan Pembilasan Disinfeksi Tingkat Tinggi dan Sterilisasi
Dekontaminasi merupakan langkah pertama yang penting dalam menangani
peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang
terkontaminasi. Dekontaminasi membuat benda-benda lebih aman untuk
ditangani petugas pada saat dilakukan pembersihan. Untuk perlindungan
lebih jauh, pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan
rumah tangga dari lateks jika menangani peralatan yang sudah digunakan
atau kotor.
Segera setelah digunakan, rendam seluruh bagian benda-benda yang
terkontaminasi dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Ini akan
cepat mematikan virus hepatitis B dan HIV.
Daya kerja larutan klorin akan cepat menurun sehingga harus diganti
minimal setiap 24 jam atau lebih cepat jika terlihat telah kotor atau
keruh.
Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat
berbentuk cair :
Jumlah bagian air = (% larutan konsentrat : % larutan yang diinginkan)
- 1
Contoh :
Untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan klorin 5,25%
1. Jumlah bagian air = (5,25% : 0,5%) – 1 = 10,5 – 1 = 9,5
2. Tambahkan 9 bagian (pembulatan kebawah dari 9,5) air ke dalam 1
bagian larutan klorin 5,25 %
Air tidak perlu dimasak
Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari bubuk klorin kering :
Jumlah bagian air = (% larutan yang diinginkan : % konsentrat) x 1000
Contoh :
Untuk membuat larutan klorin 0,5% dari bubuk klorin yang bisa
melepaskan klorin (seperti kalsium hipoklorida) yang mengandung 35%
klorin
1. Gram/liter = (0,5% : 35%) x 1000 = 14,3 gram/liter
2. Tambahkan 14 gram (pembulatan kebawah dari 14,3) bubuk klorin 35% ke
dalam 1 liter air bersih.
Update : 29 Desember 2005
Sumber : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi
(JNPK-KR). Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR,
Maternal & Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

PEMROSESAN ALAT

Pemrosesan Alat Bekas Pakai
PEMROSESAN ALAT BEKAS PAKAI
Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah langkah pertama dalam menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi. Dekontaminasi membuat benda-benda lebih aman untuk ditangani petugas pada saat dilakukan pembersihan. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarungtangan rumah tangga dari lateks, jika menangani peralatan yang sudah digunakan atau kotor.
Segera setelah digunakan, masukkan benda-benda yang telah terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Ini akan dengan cepat mematikan virus hepatitis B dan HIV. Pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi telah terendam seluruhnya dalam larutan klorin.
Pencucian dan pembilasan
Pencucian adalah sebuah cara yang efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan dan instrumen yang kotor atau sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun desinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya. Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah didekontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama secepat mungkin.
Perlengkapan/bahan-bahan untuk mencuci peralatan
Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks
Sikat halus (boleh menggunakan sikat gigi)
Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml : untuk membilas bagian dalam kateter, termasuk kateter penghisap lendir)
Wadah plastik atau baja anti karat (stainless steel)
Air bersih
Sabun dan deterjen
Tahap-tahap pencucian dan pembilasan
Gunakan sarung tangan yang tebal pada kedua tangan.
Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-hati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit).
Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari logam.
Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati :
Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran.
Buka engsel gunting dan klem
Sikat dengan seksama terutama dibagian sambungan dan pojok peralatan
Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal di peralatan
Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau deterjen.
Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih
Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain.
Jika peralatan akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalnya dalam larutan klorin 0,5%) tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum memulai proses DTT.
Peralatan yang akan didesinfeksi tingkat tinggi dengan cara dikukus atau direbus atau disterilisasi didalam autoklaf atau open panas kering, tidak usah dikeringkan sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai.
Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun kemudian dibilas secara seksama dengan menggunakan air bersih.
Gantungkan sarung tangan dan biarkan dengan cara diangin-anginkan.
Desinfeksi Tingkat Tinggi dan Sterilisasi
Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisme, sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis. DTT adalah satu-satunya alternatif untuk situasi tersebut. DTT bisa dicapai dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi.
DTT dengan cara merebus
Gunakan panci dengan penutup yang rapat
Ganti air setiap kali mendesinfeksi peralatan
Rendam peralatan sehingga semuanya terendam dalam air
Mulai panaskan air
Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih
Jangan tambahkan benda apapun kedalam air mendidih setelah perhitungan waktu dimulai.
Rebus selama 20 menit
Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus.
Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan atau disimpan.
Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi dan berpenutup. Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan penutupnya tidak dibuka.
DTT dengan uap panas
Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci maka sarung tangan siap di DTT dengan uap tanpa diberi talk.
Gunakan panci perebus yang memiliki tiga sususn nampan pengukus.
Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai, sarung tangan dapat dipakai tanpa membuat kontaminasi baru.
Letakkan sarung tangan pada baki atau nampan pengukus yang berlubang di bawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari bagian atas panci pengukus, letakkan sarung tangan dengan bagian jarinya kearah tengah panci. Jangan menumpuk sarung tangan (lima sampai sepuluh sarung tangan bisa diletakkan di panci pengukus, tergantung dari diameter panci)
Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung tangan. Susun tiga nampan pengukus yang bersisi air. Letakkan sebuah panci perebus kosong disebelah kompor.
Letakkan penutup diatas panci pengukus paling atas dan panaskan air hingga mendidih. Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. Jika air mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan cepat dan bahan bakar akan terbuang.
Jika uap mulai keluar dari celah-celah diantara panci pengukus, mulailah perhitungan waktu. Catat lamanya waktu pengukusan dalam buku khusus.
Kukus sarung tangan selama 20 menit.
Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar.
Letakkan nampan pengukus diatas panci perebus yang kosong disebelah kompor.
Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi sarung tangan tersusun diatas panci perebus yang kosong. Letakkan penutup diatasnya hingga sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi.
Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai kering di dalam panci selama 4-6 jam. Jika diperlukan segera, biarkan sarung tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan kemudian digunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih basah atau lembab.
Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera, setelah kering, gunakan pinset desinfeksi tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan tersebut dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi lalu tutup rapat. Sarung tangan tersebut bisa disimpan sampai satu minggu.
DTT dengan kimiawi
Letakkan peralatan yang kering, sudah didekontaminasi dan dicuci dalam wadah. Kemudian isi wadah tersebut dengan larutan kimia.
Pastikan bahwa peralatan terendam semua dalam larutan kimia.
Rendam peralatan selama 20 menit.
Catat lama waktu terendam dalam larutan kimia di buku khusus.
Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah desinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup.
Setelah kering peralatan dapat digunakan dengan segera digunakan atau disimpan dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi yang bersih.
Referensi :
Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC
Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.
Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.
Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.
JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes.
JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.
Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo Park, Calofornia.
Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.
Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC

DTT / STERILISASI

Sterilisasi
Yang dimaksud ‘sterilisasi’ adalah operasi pada tubuh perempuan atau laki-laki agar ‘steril’ atau tak mampua lagi ‘membuat’ anak. Kemungkinan terjadi kehamilan sesudah steriliasi hamper nol. Karena itu, pikirkan matang-matang sebelum memilih metoda ini. Anda harus yakin betul bahwa Anda sudah tak ingin punya anak lagi di masa mendatang.
Meski harus menjalani operasi, ini bukan operasi besar seperti yang lain-lain. Operasi ini tergolong ringan, cepat, dan tak menimbulkan efek samping apa pun. Bila Anda berminat, hubungi rumah sakit yang lengkap.

Vasektomi: sterilisasi untuk laki-laki
Vasektomi adalah operasi sederhana untuk memotong saluran pembawa sperma dari kantongnya (zakar) ke penis. Yang dipotong BUKAN buah zakar dan BUKAN batang penis. Operasi ini cukup gampang dilakukan sehinggapekerja kesehatan terlatih di mana saja bisa melakukannya (tak harus dokter bedah). Dan hanya memakan waktu beberapa menit saja.
Vasektomi tidak menyebabkan lelaki impotent. Juga tidak mengurangi kenikmatan seksual sewaktu berhubungan seks. Bahkan sesudah operasi itu ia masih akan berejakulasi atau mengeluarkan air mani. Hanya saja, kini air maninya tidak lagi mengandung sperma.
Sesudah operasi, sperma masih ada dalam air mani, jadi ia harus ejakulasi 20 kali sebelum semua sperma habis. Selama itu digunakan alat KB yang biasa (kondom atau lainnya).

Sterilisasi untuk perempuan
Operasi ini agak lebih sulit ketimbang vasektomi, tetapi masih sangat aman untuk siapa saja. Kira-kira butuh waktu setengah jam (30 menit) untuk melakukannya.
Caranya, dibuat dua irisan kecil saja di bagian bawah perut perempuan, lalu saluran telurnya diikat atau dipotong supaya sel telur tak bisa menuju ke rahim.
Sama seperti vasektomi, operasi inipun tidak akan mempengaruhi kemampuan seksual perempuan, dan tidak mengurangi kenikmatan seksual.
PENTING!
terilisasi TIDAK melindungi Anda dari penularan penyakit lewat hubungan seks, termasuk HIV/AIDS. Jadi Anda masih harus memikirkan cara perlindungan itu; misalnya dengan memakai metoda perintang (kondom, dsb.)
Metoda-metoda darurat adalah cara-cara menghindari kehamilan setelah terlanjur berhubungan seks tanpa pelindung. Metoda-metoda ini mengupayakan agar sel telur yang telah dibuahi oleh sperma jangan menempel ke dinding rahim dan berkembang menjadi janin.
Jadi, metoda-metoda darurat tidak dianjurkan untuk Anda pilih, dalam keadaan apapun. Metoda-metoda ini hanya untuk keperluan mendesak dan jangan dijadikan acuan kebiasaan. Lagipula, metoda-metoda ini hanya berhasil bila dilakukan seketika atau secepat mungkin setelah selesai berhunungan seks.

Pil KB darurat
Pil darurat sama dengan pil KB terpadu (kombinasi estrogen+progestin) yang biasa di minum sehari-hari. Hanya saja dalam kondisi mendesak, Anda harus meminum dosis yang lebih tinggi ketimbang biasanya selama beberapa waktu.
Untuk mencegah kehamilan akibat hubungan seks yang tanpa pelindung, minumlah pil KB terpadu selama 3 hari (72 jam) setelah berhubungan seks. Pil ini TIDAK akan manjur kalau Anda sudah terlanjur hamil akibat hubungan seks LEBIH DARI 3 hari yang lalu.
Setelah minum pil darurat, sebaiknya Anda selalu memakai alat pencegah kehamilan bila berhubungan seks, atau jangan dulu melakukannya, sampai haid Anda datang lagi. Sesudah haid usai, gunakan metoda lain.
Seharusnya haid Anda akan datang sekitar 2 minggu setelah minum pil-pil darurat itu. Kalau tidak, mungkin sekali Anda sudah terlanjur hamil. Bila belum yakin, terus gunakan metoda perintang sampai Anda sudah memeriksakan diri kepekerja kesehatan.

Metoda-metoda KB darurat lainnya
Pil progestin (pil ‘mini’)
Karena tidak mengandung estrogen, pil ini tidak terlalu menggelitik Anda untuk mual dan muntah. Tapi hanya manjur bila diminum paling lambat 48 jam (2 hari) sesudah berhubungan seks.
Kurang lebih dosis : 20 butir, lalu 12 jam kemudian minum lagi 20 butir.
Mifepristone
Pil ini disebut juga RU 486 atau ‘pil Prancis’. Dibanding pil-pil lain, paling ringan efek sampingnya (mual/muntah).
Kurang lebih dosis : 600 miligram diminum selambat-lambatnya 3 hari sesudah berhubungan seks. Minum 1 kali saja.
Spiral
Spiral atau IUD juga bisa mencegah penempelan sel telur yang sudah terlanjur dibuahi ke dinding rahim.
Kurang lebih spiral harus dipasangkan oleh pekerja kesehatan terlatih selambat-lambatnya 5 hari sesudah hubungan seks. Spiral ini bisa dibiarkan saja di tempatnya, dan akan melindungi Anda dari kehamilan sampai (paling lama) sepuluh tahun.
Kurang lebih jangan pasang spiral kalau Anda berisiko mengidap apa saja yang menular lewat hubungan seks.

Pilihlah metoda KB yang paling tepat buat Anda
Kini Anda telah hampir tamat membaca bab tentang KB. Bila masih ada keraguan atau pertanyaan yang belum terjawab barangkali table di bawah ini akan membantu Anda mengambil keputusan – kami akan menjabarkan kembali satu demi satu metoda dengan keterangan-keterangan yang berguna.
Berikut ini rangkuman metoda-metoda KB yang bisa Anda pilih:
Kebutuhan atau masalah pribadi Anda Metoda yang mungkin cocok Metoda yang sebaiknya dihindari
Pasangan Anda tak mau aktif ber-KB (tak mau memakai kondom dan tak mau membantu Anda) Metoda-metoda hormonal, diafragma, kondom perempuan, atau spiral Kondom laki-laki dan metoda-metoda KB alamiah



Anda tak ingin mengalami pendarahan selain haid yang normal
Metoda-metoda perintang, atau spiral Metoda-metoda hormonal


Anda tak ingin punya anak lagi Sterilisasi, susuk, spiral Metoda-metoda alamiah, metoda-metoda perintang

Pasangan Anda sudah menegaskan ‘pokoknya kamu tidak boleh ikut KB!’ tanpa bisa ditawar lagi
Suntik, susuk, spiral Metoda-metoda perintang, pil, metoda-metoda alamiah
Anda malu atau enggan menyentuh vagina Anda sendiri Metoda-metoda hormonal, kondom lelaki
difragma, kondom perempuan
Anda merasa tidak enak bila harus meminta pasangan untuk ‘memutus’ percumbuan, apalagi berpantang seks, meski hanya untuk sementara waktu saja
Spiral, metoda-metoda hormonal Metoda-metoda perintang, metoda-metoda alamiah
Anda curiga atau bahkan yakin bahwa pasangan Anda berhubungan seks dengan perepmpuan-perempuan lain, dan Anda takut ketularan suatu penyakit
Kondom lelaki atau perempuan atau metoda-metoda lain dipadukan dengan kondom Spiral, metoda-metoda hormonal
Anda sendiri punya mitra seksual lebih dari 1, atau malah sudah mengidap penyakit yang bisa menular melalui hubungan seks
Kondom lelaki atau perempuan Spiral
Mungkin tahun ini Anda ingin hamil Kondom, diafragma, metoda-metoda natural, pil KB terpadu atau progestin saja Spiral, suntik, susuk
Anda sedang dalam masa menyusui Spiral, kondom, diafragma dengan spermisida, pil progestin, suntikan progestin
Pil terpadu, suntikan terpadu (progestin+estrogen)
Anda belum pernah melahirkan Metoda-metoda hormonal, metoda-metoda perintang
Spiral
Anda pelupa atau malas kalau harus mengingat-ingat
Spiral, susuk, suntik Pil, metoda-metoda alamiah